Kamis, 29 November 2012

Super Trap Episode Toilet umum: Tidak Sopan atau Biadab?

istockphoto.com
Syok! Itulah reaksi pertama saya saat membaca salah satu berita yang sedang hangat saat ini. Temanya tentang jebakan sadis ala super trap Trans TV episode toilet umum.

Saya memang sudah lama enggan menonton televisi mengingat kebanyakan acara TV jaman sekarang cenderung menjemukan (menurut pandangan saya). Selain itu, alih-alih mendidik pemirsa, acara-acara tersebut seringkali justru terkesan membodohi masyarakat. Karenanya, saya baru mengetahui tentang tayangan tersebut saat salah seorang rekan membahasnya di akun jejaring sosial.

 Karena penasaran, seketika itu pula saya membuka link berita yang ia pampang di 'dinding'nya dan terbengong-bengong saat membaca berita tersebut. Sebenarnya saya pernah satu atau dua kali menyaksikan tayangan yang (menurut beberapa orang) menjiplak tayangan salah satu TV di Jepang itu. Namun, hanya dengan melihat beberapa episode saja saya sudah muak.

Terbayang di benak saya jika salah satu korbannya mengidap penyakit jantung, sedang memiliki urusan mendesak, dan sebagainya. Kejahilan semacam super trap itu jelas dapat mencelakakan orang lain. Namun, rupanya kru tayangan ini tidak puas hanya dengan risiko tersebut. Walhasil, super trap yang kabarnya tayang Minggu, 25/11 silam menampilkan babak baru. Melecehkan dan mempermalukan orang di depan umum!

Tayangan tersebut dikatakan menampilkan jebakan berupa kamera yang dipasang di toilet umum (hasil rekayasa kru). Yup, kamera di toilet!!! Toilet tersebut bahkan sudah direkayasa sedemikian rupa sehingga semua sisi dindingnya bisa diangkat dengan hidrolik hingga melewati atap.

Sudah sewajarnya jika korban--pria dan wanita--yang sedang 'membuang hajat' di tempat itu menjadi panik bukan kepalang saat dinding terangkat. Ada yang buru-buru membenahi celananya sebelum membersihkan diri, bahkan ada yang belum sempat memakai celana hingga auratnya terekspos di hadapan banyak orang.

Di TV, aurat yang nampak memang disensor dengan emoticon. Namun, tak ayal tayangan ini menuai kecaman dari masyarakat. Tak kurang dari 1.000 surat protes pun dilayangkan ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Terlebih, kru super trap tampak cengengesan saat merasa jebakan yang mereka buat 'berhasil'.

Menanggapi kecaman tersebut rupanya KPI hanya mewajibkan pihak Trans TV untuk minta maaf karena telah melanggar norma kesopanan. Dan itulah yang kemudian mereka lakukan. Artinya, perkara pelecehan semacam ini rupanya dianggap KECIL di negeri ini. Cukup meminta maaf dan perkara selesai.

Bagi saya, seseorang yang menyerobot antrian di toilet itu baru bisa dikatakan tidak sopan. Kalau seseorang memasang kamera di toilet umum itu sudah masuk kategori KRIMINAL. Sementara orang (atau dalam hal ini kelompok orang) yang memasang kamera di toilet umum dan mengekspos aurat orang di hadapan seluruh negeri untuk dijadikan bahan tertawaan itu disebut BIADAB!

Uniknya, belakangan mereka mengklaim bahwa adegan tersebut hanya rekayasa, karena 'korban' sejatinya hanya pemeran bayaran. Untuk kategori semacam ini, Rasulullah SAW pernah bersabda, yang artinya:
"Celakalah orang yang berbohong agar orang lain tertawa, celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Dawud no. 4990, Tirmidzi no. 2315, Darimi no. 2705, Ahmad 5/7. Dihasankan oleh al-Albani dalam al-Misykah no. 4834)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar